Rabu, 23 Februari 2011

Menyoal MAULID NABI MUHAMMAD Shallallahu 'alaihi wa sallam..[Studi Kritis]

Fakta Sejarah

Melihat perjalanan hidup Nabi Shollallohu alaihi wa sallam, juga sejarah para sahabat Beliau serta para Tabi’in –semoga Alloh Subhanahu wa Ta'ala ridho kepada mereka semua- demikian juga orang-orang yang mengikuti mereka, bahkan sampai tahun 350 H, maka tidak kita temukan seorangpun dari mereka mengatakan, memerintahkan apalagi mendorong untuk melakukan perayaan hari lahirnya Nabi Shollallohu alaihi wa sallam baik itu dari kalangan ulama, tidak juga hakim bahkan sampai masyarakat biasa.

Al-Hafidz Ash-Sakhowi dalam fatwanya mengatakan: “ memperingati hari kelahiran Nabi Shollallohu alaihi wa sallam tidak pernah dinukil dari seorangpun kalangan as-salaf ash-sholih (para pendahulu dari kalangan sahabat Nabi dan orang-orang yang mengikuti mereka) hingga sekitar tahun 300-an Hijriah, akan tetapi perbuatan itu diketemukan setelah tahun tersebut”.

Dengan demikian ada soal penting yang perlu dijawab yaitu: “Kapan perbuatan ini pertama kali terjadi? Dan siapa yang pertama kali melakukannya? Apakah dari kalangan ulama, atau hakim atau raja-raja yang merupakan penerus-penerus ahli sunnah dan orang-orang yang mengikuti mereka? Atau orang lain di luar mereka?

Pertanyaan di atas dijawab oleh seorang ahli sejarah yang berpegang teguh kepada sunnah, yaitu al-Imam Al-Maqrizi (semoga Alloh merahmatinya), yang mengatakan dalam bukunya: Al-Khutut jilid 1 hal 490 dan setelahnya sebagai berikut : “ Hari-hari yang dijadikan oleh penguasa Fatimiyah sebagai perayaan, keadaan-keadaan rakyatnya dan kemeriahan-kemeriahan pada hari itu”. Beliau berkata: “ Penguasa Fatimiyah dalam sepanjang tahun mempunyai hari-hari raya dan perayaan yaitu, akhir tahun, awal tahun, hari Ashuro (1-10 Dzilhijjah), kelahiran Nabi Shollallohu alaihi was sallam, kelahiran Ali ibn Abi Tholib -semoga Alloh ridho kepadanya-, kelahiran Hasan dan Husein –semoga keselamatan dilimpahkan kepada mereka berdua-, kelahiran Fatimah binti Zahro –semoga keridhoan Alloh dilimpahkan kepadanya-, kelahiran penguasa, malam awal bulan rojab, malam pertengahan bulan rojab, perayaan malam romadhon, perayaan awal romadhon, akhir romadhon, perayaan malam penutupan romadhon, idhul fitri, idhul adha, perayaan Al-Ghodir, perayaan kiswatus Syita, ulang tahun, perayaan khomisul a’das, dan perayaan hari-hari rukubaat”.

Beliau juga mengatakan dalam bukunya yang berjudul Ittiatul Hunafaa (2/48) tahun 394 H : “dan pada bulan Robiul Awwal orang-orang mengharuskan untuk memasang lampion di sepanjang jalan dan gang-gang sempit dalam kota”.Dalam buku yang lain (3/9 9) tahun 517 Beliau berkata: “ dan kegiatan-kegiatan perayaan maulid yang mulia Nabi Shollallohu alaihi was sallam pada bulan Robiul Awwal menjadi kebiasaan ”. Dalam buku Ittiatul Hunafaa Beliau juga menggambarkan bentuk-bentuk perayaan yang diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Shollallohu alaihi wa sallam.

Bid’ah yang Bertumpuk-Tumpuk

Dari cuplikan – cuplikan di atas Anda dapat melihat bagaimana peringatan maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam terkumpul bersama dengan bid’ah-bid’ah lain yang agung ( Bid’ah: segala sesuatu baik keyakinan, ucapan maupun amalan yang diada-adakan dalam agama Islam-pent) seperti:

Bid’ah Syiah Rofidhoh dan berlebih-lebihan dalam menyanjung ahlul bait (keluarga Nabi Shollallohu alaihi wa sallam), hal ini dapat dilihat dari perayaan-perayaan untuk memperingati hari lahir Ali, Fatimah, Hasan dan Husein – semoga Alloh ridho kepada mereka semua-.

Merupakan satu hal yang sudah diketahui bahwa daulah Ubaidiah yang mengaku dirinya keturunan Fatimah (semoga Alloh ridho kepada beliau). Fatimiah adalah daulah syiah batiniah rofidhiah yang memerangi Alloh dan Rosul-Nya, menghancurkan sunnah dan orang-orang yang berpegang teguh kepadanya.

Bid’ah perayaan tahun baru Persia maupun kelahiran Isa alaihi salam yang merupakan hari raya umat Kristen.

Tentang kedua hari raya umat Kristen ini, Ibnu Tarkamanie mengatakan dalam buku beliau yang berjudul Al-lamu’fil hawaadist wal bida’ (1/293-316): “ Termasuk perbuatan bid’ah rendahan adalah apa yang dilakukan oleh kaum muslimin di tahun baru Persia dan perayaan-perayaannya dengan menggalakan infak”. Beliau mengatakan: “ Ini adalah infak yang tidak ada artinya, dan keburukannya akan kembali kepada yang berinfak dalam waktu dekat atau lama”. Selanjutnya Beliau mengatakan: “ dan dari sedikitnya taufik adalah apa yang dilakukan oleh seorang muslim yang jelek dengan perayaan yang dikenal dengan istilah Natal (kelahiran Isa Al-Masih)”. Telah dinukil dari ulama kalangan Hanafiah bahwa barangsiapa (muslim) melakukan perayaan yang telah disebut di atas, kemudian dia tidak bertobat dari perbuatan itu maka dia telah kafir seperti mereka. Disebutkan juga dari mereka tentang beberapa perayaan umat Nasrani yang diikuti oleh sebagian umat yang bodoh, keharaman mengikutinya menurut Al-Quran dan As-Sunnah, serta penyimpangannya dari kaidah –kaidah syariat secara umum.

Selanjutnya Al-Maqrizi mengatakan dalam tulisannya (1/432): “ Dahulu Al-Afdhol ibn Umair Al-Juyus telah memberantas peringatan-peringatan hari kelahiran yang empat; Maulid Nabi, Maulid Ali, Maulid Fatimah dan Penguasa, dengan sungguh-sungguh sampai semua peringatan-peringatan itu dilupakan, hingga kemudian ada pengajar-pengajar yang kembali menyebut-nyebutnya kepada penguasa dan memperbaharuinya (memasukan) dengan ajaran-ajaran Alloh ke dalamnya, berdiskusi dengannya hingga akhirnya perayaan itu kembali dilakukan”.


Pengakuan yang Tertolak

Dengan demikian kita mengetahui bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi adalah bani Ubaid yang terkenal dengan sebutan orang-orang Fatimiah. Bagaimana perkataan para ulama tentang daulah Fatimiah Al-Ubaidiah yang telah menciptakan peringatan ini?.

Al-Imam Abi Syaamah seorang ahli sejarah masa sekarang yang juga penulis buku: Ar-Roudhoutaini fi Akhbaari Ad-Daulatain (Dua Taman Mengenai Berita-berita Dua Daulah)” hal: 200-202 mengatakan tentang orang-orang Fatimiah Al-Ubaidiah: “ Mereka menampakkan kepada orang-orang bahwa dirinya adalah orang-orang yang mulia Fatimiah, hingga selanjutnya mereka menguasai negeri dan memaksa hamba-hamba Alloh. Beberapa ulama-ulama besar telah menyebutkan bahwa mereka tidaklah mempunyai hak untuk itu termasuk juga klaim mereka sebagai keturunan Fatimah – semoga Alloh ridho kepada Beliau-. Justru mereka dikenal dengan bani Ubaid. Dimana orang tua Ubaid ini merupakan keturunan Majusi (Bangsa Penyembah Api-pent) yang menyimpang dari kebenaran. Ada juga yang mengatakan bahwa orang tua Ubaid adalah orang Yahudi dari keluarga Salimah yang berasal dari negeri Syam (Syiria), dan dia seorang pandai besi.

Dahulu Ubaid ini bernama Sa’id, ketika ia masuk ke Magrib (Maroko) ia dipanggil dengan nama Ubaidillah, dan mengaku bahwa dirinya adalah keturunan Fatimah, padahal hal ini tidaklah benar (tidak ada satupun penulis-penulis silsilah keturunan yang menyebutkan bahwa dia merupakan keturunan Fatimah, bahkan sekelompok ulama menyebutkan hal yang sebaliknya). Selanjutnya keadaan menjadi lunak kepadanya, sampai kemudian ia menjadi raja dengan gelar Al-Mahdi. Pada langkah selanjutnya keturunannya membangun silsilah (Al-Mahdiah) di Maroko yang disandarkan kepadanya, dimana mereka adalah orang-orang yang zindiq dan jelek. Menjadi musuh Islam dan merupakan pendukung Syiah secara sembunyi-sembunyi, sangat berambisi untuk menghilangkan jalan Islam, membunuh banyak para ahli fikih dan ahli hadist, dengan tujuan membiarkan orang-orang hidup seperti binatang ternak, sehingga mudah untuk menyebarkan aqidah mereka, maka rusak dan sesatlah orang-orang. Akan tetapi Alloh akan selalu menyempurnakan cahaya-Nya sekalipun orang-orang kafir benci.

Keturunan-keturunan mereka terus berkembang. Mereka menampakkan diri jika ada kesempatan dan bersembunyi apabila keadaan tidak memungkinkan. Dai-dai mereka terus bergerak menyesatkan manusia. Hingga tinggallah musibah ini dalam Islam sejak awal dan akhir kekuasaan mereka (bulan Dzil hijjah tahun 299 H sampai 567 H ).

Fatwa Ulama Tentang Maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam

Fadhilatus Syaikh Dr. Sholih ibn Fauzan ibn Al-Fauzan salah seorang anggota dari haiatu kibaaril Ulama Kerajaan Saudi Arabia memberikan nasihat dan fatwa seputar masalah perayaan maulid Nabi Shollallohu alaihi was sallam (hingga akhir tulisan), berikut ini nasihat dan fatwa beliau – semoga Alloh Ta’ala selalu menjaganya-:

Dari sekian banyak perbuatan bid’ah yang dilakukan oleh orang-orang adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam pada bulan Robiul Awwal. Mereka yang melakukan hal ini terbagi menjadi beberapa macam; diantara mereka ada yang hanya sekedar berkumpul dan membaca kisah kelahiran Beliau, atau mengadakan ceramah dan membaca syair-syair ( di Indonesia lebih terkenal dengan istilah puji-pujian-Pent). Diantara mereka ada juga yang membuat berbagai macam hidangan dan memberikannya kepada siapa saja yang datang dalam acara itu.

Demikian juga tempat penyelenggaraannya, ada diantara mereka yang mengadakannya di masjid atau hanya di rumah-rumah. Lebih parah lagi diantara mereka dalam memperingati maulid bukan sekedar menyelenggarakan acara-acara biasa, seperti yang telah disebutkan di atas akan tetapi mereka menjadikan perkumpulan itu penuh dengan perkara-perkara haram dan mungkar. Bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan dalam satu tempat, tari-tarian serta lagu-lagu. Demikian juga perbuatan-perbuatan syirik seperti istighosah (memohon diselamatkan dari bencana) kepada Rosul Shollallohu alaihi wa sallam, berdoa, serta memohon kemenangan dari musuh kepada Beliau dan lain-lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa semua perkara-perkara di atas merupakan perbuatan bid’ah yang diharamkan, merupakan berbuatan baru dalam agama yang sudah berlangsung berabad-abad.

Argumen-Argumen Seputar Masalah

Orang-orang yang mengerjakan atau mendukung perayaan maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam mempunyai klaim, dakwaan dan syubhat untuk melegalkan tindakan bid’ah mereka, yaitu:

Perayaan Maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam merupakan bentuk pengagungan kepada Beliau Shollallohu alaihi wa sallam.

Jawaban terhadap pengakuan ini adalah:
Sesungguhnya pengagungan terhadap Nabi Shollallohu alaihi was sallam adalah dengan taat, mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan-larangan Beliau, serta mencintai Nabi Shollallohu alaihi wa sallam.

Pengagungan terhadap Nabi Shollallohu alaihi wa sallam bukanlah dengan mengerjakan perbuatan bid’ah, khurofat, dan maksiat serta perayaan untuk memperingati kelahiran Beliau sebab semua perbuatan ini merupakan bentuk pertentangan kepada Beliau Shollallohu alaihi wa sallam.

Adapun orang yang paling besar kecintaannya kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam mereka tiada lain adalah para sahabat Beliau –semoga Alloh ridho kepada mereka semua- Seperti yang dikatakan oleh Urwah ibn Mas’ud kepada orang-orang suku Quraish:
“ Hai kaum! Demi Alloh, saya telah diutus kepada Kisro (gelar raja Persia-pent), demikian juga kepada Kaisar (gelar raja Romawi-pent) serta raja-raja, belum pernah aku melihat seorang rajapun diagungkan oleh sahabat –sahabatnya seperti pengagungan sahabat-sahabat Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam, Demi Alloh belum pernah ada pengagungan yang seperti itu”.

Namun demikian, pengagungan para sahabat kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam yang begitu besar tidak membuat mereka merayakan hari kelahiran (maulid) Beliau Shollallohu alaihi wa sallam. Seandainya perayaan ini dianjurkan pasti para sahabat –semoga Alloh ridho kepada mereka semua- tidak akan meninggalkannya.

Peringatan dan Perayaan Maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam banyak dilakukan oleh kebanyakan orang di berbagai negeri.

Jawaban terhadap pernyataan di atas adalah:
Telah tetap dalil dari Rosululloh Shollallohu alaihi wa sallam tentang pelarangan bid’ah secara umum, dan peringatan maulid merupakan bagian dari bid’ah. Demikian juga perbuatan kebanyakan orang yang bertentangan dengan dalil tidaklah menjadi alasan legalitas atau hujjah untuk diperbolehkannya hal itu. Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman : Artinya: “ Seandainya kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Alloh” (QS. Al-An’an: 116)

Padahal selalu ada orang (ulama) yang menginkari perbuatan bid’ah ini serta menjelaskan kesalahannya di setiap masa,. Maka tidak ada alasan bagi orang yang terus-menerus menghidupkan perbuatan bid’ah ini setelah datangnya kebenaran tentang hal ini. Diantara ulama-ulama itu –semoga Alloh ridho kepada mereka semua- adalah: Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dalam bukunya “ Iqtidhous Shirotil Mustaqim” Imam Ash-Shatibi dalam bukunya “ Al-I’tishom” Ibnul Haj dalam bukunya yang berjudul “ Al-Madhol” bahkan Syaikh Tajuddin Ali ibn Umar Al-Khumai mengingkari bid’ah ini dalam buku tersendiri.

Kemudian diantara ulama yang menjelaskan kerusakan perbuatan ini adalah Syaikh Muhammad Basyir As-Sahsawani Al-Hindi dalam bukunya yang berjudul “ Siyanatul Insan” demikian juga Sayyid Muhammad Rosyid Ridho telah mengarang secara tersendiri masalah ini, juga Syaikh Muhammad ibn Ibrohim Ali Syaikh serta Samahatus Syaikh Abdul Aziz ibn Baz serta lain-lainnya yang senantiasa menginkari bid’ah maulid ini melalui tulisan-tulisan sepanjang tahun, pada saat kebid’ahan ini ada.

Orang-orang yang mengerjakan maulid mengatakan: “ Sesungguhnya perayaan maulid ini merupakan upaya menghidupkan dzikir kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam

Jawaban terhadap hal ini:
Menghidupkan dzikir kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam adalah dengan cara yang telah disyariatkan oleh Alloh Ta’ala seperti dalam adzan dan iqomah, ketika khotbah, sholawat, bacaan tasyahud ketika sholat, membaca hadits, serta mengikuti apa-apa yang datangnya dari Beliau Shollallohu alaihi wa sallam. Hal ini berlangsung terus-menerus siang dan malam tidak terbatas hanya satu kali dalam setahun.

Kadang-kadang mereka mengatakan “ Perayaan maulid Nabi itu dipelopori oleh seorang raja yang adil dan alim (berilmu) dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Alloh”

Jawaban terhadap hal ini:
Bid’ah itu tidak bisa diterima dari siapapun datangnya, demikian juga niat baik harus diwujudkan dengan perbuatan baik pula bukan dengan perbuatan jelek. Adapun keberadaan raja itu sebagai seorang yang adil dan alim tidak menjamin dirinya sebagai seorang yang ma’sum (bebas dari dosa).

Mereka mengatakan: Perayaan Maulid Nabi itu merupakan bid’ah hasanah (baik), karena hal itu sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh yang telah mengirim Rosul-Nya yang mulia.

Pernyataan ini kita jawab:
“ Tidak ada kebaikan dalam bid’ah. Bukankah Nabi Shollallohu alaihi wa sallam telah bersabda: “ Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan kami, sesuatu yang tidak ada asalnya maka ia tertolak” . Kemudian kita katakan kepada mereka: “mengapa bentuk rasa syukur ini (menurut sangkaan mereka) terlambat, baru diadakan pada abad keenam? Sedangkan sebaik-baik generasi yaitu generasi sahabat, tabi’in dan pengikut tabi’in belum melaksanakannya? Padahal mereka –semoga Alloh ridho kepada mereka semua- adalah generasi yang paling mencintai Nabi Shollallohu alaihi was sallam , serta manusia-manusia yang paling bersemangat dalam urusan kebaikan dan golongan yang paling pandai bersyukur. Apakah pelopor perbuatan bid’ah ini lebih lurus? Apakah rasa syukurnya kepada Alloh Ta’ala lebih besar dari generasi pendahulunya?

Terkadang mereka juga mengatakan: Sesungguhnya perayaan Maulid Nabi Shollallohu alaihi wa sallam dibangun di atas kecintaan kepada Beliau Shollallohu alaihi wa sallam. Dan perayaan ini adalah salah satu dari tanda-tanda cinta kepada Nabi. Bukankah menampakkan rasa cinta kepada Beliau dianjurkan?

Jawaban:
Tidak diragukan lagi bahwa mencintai Nabi Shollallohu alaihi wa sallam wajib hukumnya bagi setiap muslim melebihi cintanya kepada diri-sendiri, orang tua, anak-anaknya bahkan semua orang. Akan tetapi bukan seperti itu caranya, yaitu dengan mengada-adakan perkara dalam agama yang belum pernah Beliau ajarkan kepada kita, akan tetapi kecintaan kepada Beliau mengandung tuntutan untuk taat dan mengikutinya, dan inilah bentuk kecintaan yang paling besar kepada Beliau Shollallohu alaihi wa sallam.

Cinta kepada Nabi Shollallohu alaihi wa sallam mengandung konsekuensi menghidupkan sunnah Beliau, berpegang teguh kepadanya, mengenyampingkan hal-hal yang menyelisihinya baik ucapan maupun perbuatan. Dan tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu yang berseberangan dengan sunnah adalah bid’ah yang tercela serta sebagai suatu bentuk maksiat yang nyata. Salah satunya adalah perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Shollallohu alaihi wa sallam atau yang biasa dikenal dengan maulid Nabi ini.

Sebuah Nasihat untuk Saudaraku

Perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Shollallohu alaihi wa sallam atau biasa dikenal dengan istilah Maulid Nabi dengan segala macam bentuk dan ragamnya adalah bid’ah. Menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk tidak melakukannya dan mencegah orang lain turut serta di dalamnya. Seyogyanya seorang muslim itu sibuk dengan perkara-perkara sunnah serta berpegang teguh kepadanya bukan malah sebaliknya, tidak terperdaya dengan orang-orang yang menyebarkan serta mempertahankan bid’ah maulid ini.

Kelompok orang yang mempertahankan bid’ah ini kepedulian mereka terhadap bid’ah lebih besar dari pada kepeduliannya untuk menghidupkan sunnah, bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Oleh karena itu tidak boleh seseorang itu untuk fanatik dan mengekor kepada mereka, sekalipun mereka itu mayoritas. Akan tetapi seorang muslim hendaknya mengikuti orang-orang yang berjalan di atas sunnah dari golongan salafus sholih dan orang-orang yang mengikuti mereka sekalipun mereka minoritas. Kebenaran itu tidaklah diketahui dari orangnya, akan tetapi seseorang itu akan diketahui dengan kebenaran.

Nabi Shollallohu alaihi was sallam telah bersabda, “ Sesungguhnya barangsiapa di antara kalian yang hidup setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnah-ku dan sunnah Al-Khulafa Al-Rosyidin Al-Mahdiyyin setelahku, gigitlah (sunnah) dengan geraham kalian. Tinggalkan oleh kalian perkara-perkara yang baru (dalam agama), karena setiap bid’ah itu adalah sesat”.

Hadist ini memberi petunjuk kepada kita, siapa gerangan yang harus kita ikuti ketika terjadi perselisihan?. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa setiap ucapan maupun perbuatan yang bertolak-belakang dengan sunnah maka itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.

Kita melihat bahwa perayaan maulid Nabi tidak ditemukan asalnya sama sekali dalam sunnah Rosululloh Shollallohu alaihi wa sallam juga dalam sunnah para pengganti Beliau Al-Khulafa Ar-Rosyidin. Dengan demikian perayaan maulid Nabi merupakan perkara yang baru, bid’ah dalam agama ini. Inilah dasar yang terkandung dalam hadist yang mulia di atas, sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Alloh Ta’ala: Artinya, “ Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu , maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Quran) dan Rosul-Nya (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS; An-Nisaa; 59)

Kembali kepada Alloh Ta’ala adalah dengan kembali kepada Kitab-Nya yang mulia, dan kembali kepada Rosul Shollallohu alaihi wa sallam adalah dengan kembali kepada sunnah Beliau setelah meninggalnya. Al-Quran dan sunnah keduanya merupakan rujukan ketika terjadi perselisihan. Ayat dan hadist mana yang menunjukkan diperintahkannya perayaan maulid Nabi? Maka hendaknya bagi orang-orang yang melakukan atau menganggap baik bid’ah ini atau bid’ah-bid’ah yang lainnya untuk kembali kepada Alloh Ta’ala. Inilah posisi seorang muslim yang menginginkan kebenaran. Adapun orang yang menentang dan sombong setelah tegak dan datangnya dalil yang terang kepada dirinya, maka perhitungannya ada di sisi Alloh Subhanahu wa Ta'ala.

( Diterjemahkan dari majalah Al-Usroh edisi 120 tahun ke-10 , Bulan Robiul Awwal 1424 H oleh Joko Pamungkas, dengan sedikit perubahan. )


Dipublikasikan kembali oleh : budhyanto.blogspot.com

Kalangan Habaib Serukan Untuk Tidak Merayakan Maulid Nabi!

Jajaran Ulama dari kalangan Habaib menyerukan Ahlul Bait Rasulullah untuk tidak memperturuti hawa nafsu mereka. Karena Perayaan yang mereka sebut dengan “Maulid Nabi” dengan dalih “Cinta Rasul”, dan berbagai acara yang menyelisih syari’at, yang secara khusus dimeriahkan/ diperingati oleh sebagian anak keturunan Nabi yang mulia ini jelas merupakan sebuah penyimpangan, dan tidak sesuai dengan “Maqasidu asy-Syar’i al-Muthahhar” (tujuan-tujuan syariat yang suci) untuk menjadikan ittiba’ (mengikuti) kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai standar utama yang dijadikan rujukan oleh seluruh manusia dalam segala sikap dan perbuatan (ibadah) mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir "Islam Today," para Habaib berkata, "Bahwa Kewajiban Ahlul Bait (Keturunan Rasulullah) adalah hendaklah mereka menjadi orang yang paling mulia dalam mengikuti Sunnah Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengikuti petunjuknya, dan wajib atas mereka untuk merealisasikan cinta yang sebenarnya (terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, red.), serta menjadi manusia yang paling menjauhi hawa nafsu. Karena Syari’at Islam datang untuk menyelisihi penyeru hawa nafsu, sedangkan cinta yang hakiki pasti akan menyeru “Ittiba’ yang benar”.

Mereka (Para Habaib) menambahkan, "Di antara fenomena yang menyakitkan adalah terlibatnya sebagian anak-cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia (Ahlul Bait) dalam berbagai macam penyimpangan syari’at, dan pengagungan terhadap syi’ar-syi’ar yang tidak pernah dibawa oleh al-Habib al-Mushtafa Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan di antara syi’ar-syi’ar tersebut adalah bid’ah peringatan Maulid Nabi dengan dalih cinta.

Para Habaib menekankan dalam pernyataannya, bahwa yang membuat perayaan tersebut sangat jauh dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah karena hal itu dapat menyebabkan pengkultusan terhadap beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam yang beliau sendiri tidak membolehkannya, bahkan tidak ridho dengan hal itu. Dan lainnya adalah bahwa peringatan tersebut dibangun di atas Hadits-hadits yang bathil dan aqidah-aqidah yang rusak. Telah valid dari Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wasallam akan pengingkaran terhadap sikap-sikap yang berlebihin seperti ini, dengan sabdanya,


لَا‏ ُتطْرُونِي كَمَا َأطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ (رواه البخاري)

“Janganlah kalian mengkultuskan aku seperti pengkultusan orang-orang nasrani terhadap putra maryam.” (HR. al-Bukhari)

Sedangkan seputar adanya preseden untuk perayaan-perayaan seperti itu pada as-Salafu ash-Shalih, Para Habaib tersebut mengatakan, "Bahwa perayaan Maulid Nabi merupakan ibadah/ amalan yang tidak pernah dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak pernah pula dilakukan oleh seorangpun dari kalangan Ahlul Bait yang mulia, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husein, Ali Zainal Abidin, Ja’far ash-Shadiq, serta tidak pernah pula diamalkan oleh para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam –Radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in- begitu pula tidak pernah diamalkan oleh seorang pun dari para tabi’in.

Para Habaib tersebut mengatakan kepada Ahlul Bait, “Wahai Tuan-tuan yang terhormat! Wahai sebaik-baiknya keturunan di muka bumi, sesungguhnya kemulian Asal usul (Nasab) merupakan kemulian yang diikuti dengan taklif (pembebanan), yakni melaksanakan sunnah Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berusaha untuk menyempurnakan amanahnya setelah sepeninggalnya dengan menjaga agama dan menyebarkan dakwah yang dibawanya. Dan karena mengikuti apa yang tidak dibolehkan oleh syari’at tidak mendatangkan kebenaran sedikitpun, bahkan merupakan amalan yang ditolak oleh Allah ta'ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري ومسلم)

“Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan termasuk di dalamnya, maka ia tertolak.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Berikut ini adalah teks pernyataannya:
Risalah untuk Ahlul Bait (Anak-Cucu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) tentang Peringatan/ perayaan Maulid Nabi.


الحمد لله رب العالمين، الهادي من شاء من عباده إلى صراطه المستقيم، والصلاة والسلام على أزكى البشرية، المبعوث رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه أجمعين .. أما بعد:

Di antara Prinsip-prinsip yang agung yang berpadu di atasnya hati-hati para ulama dan kaum Mukminin adalah meyakini (mengimani) bahwa petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah petunjuk yang paling sempurna, dan syariat yang beliau bawa adalah syariat yang paling sempurna, Allah Ta’ala berfirman,


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا (المائدة:3)

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.” (QS. 5:3)

Dan meyakini (mengimani) bahwa mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan keyakinan atau tanda kesempurnaan iman seorang Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ، وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِين (رواه البخاري ومسلم)

“Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dia cintai dari ayahnya, anaknya, dan semua manusia.” (HR. al-Bukhari & Muslim)

Beliau adalah penutup para nabi, Imam orang-orang yang bertaqwa, Raja anak-cucu Adam, Imam Para Nabi jika mereka dikumpulkan, dan Khatib mereka jika mereka diutus, si empunya tempat yang mulia, telaga yang akan dikerumuni (oleh manusia), si empunya bendera pujian, pemberi syafa’at manusia pada hari kiamat, dan orang yang telah menjadikan umatnya menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, Allah Ta’ala berfirman,


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [الأحزاب:21]

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab: 21)

Dan di antara kecintaan kepada beliau adalah mencintai keluarga beliau (Ahlul Bait/ Habaib), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


أُذَكِّرُكُمُ اللهَ فِي أَهْلِ بَيْتِي (رواه مسلم)

“Aku mengingatkan kalian kepada Allah pada Ahlu Bait (keluarga)ku.” (HR. Muslim).

Maka Kewajiban keluarga Rasulullah (Ahlul Bait/ Habaib) adalah hendaklah mereka menjadi orang yang paling mulia dalam mengikuti Sunnah Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, mengikuti petunjuknya, dan wajib atas mereka untuk merealisasikan cinta yang sebenarnya (terhadap beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, red.), serta menjadi manusia yang paling menjauhi hawa nafsu. Karena Syari’at datang untuk menyelisihi penyeru hawa nafsu, Allah Ta’ala berfirman,


فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا [النساء:65]

“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An-Nisa’: 65)

Sedangkan cinta yang hakiki pastilah akan menyeru “Ittiba’ yang benar”. Allah Ta’ala berfirman,


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ.. [آل عمران:31]

“Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)

Tidak cukup hanya sekedar berafiliasi kepada beliau secara nasab, tetapi keluarga beliau (Ahlul bait) haruslah sesuai dengan al-haq (kebenaran yang beliau bawa) dalam segala hal, dan tidak menyalahi atau menyelisinya.

Dan di antara fenomena menyakitkan adalah orang yang diterangi oleh Allah ta’ala pandangannya dengan cahaya ilmu, dan mengisi hatinya dengan cinta dan kasih sayang kepada keluarga NabiNya (ahlul bait), khususya jika dia termasuk keluarga beliau pula dari keturunan beliau yang mulia adalah terlibatnya sebagian anak-cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia (Ahlul Bait/ Habaib) dalam berbagai macam penyimpangan syari’at, dan pengagungan terhadap syi’ar-syi’ar yang tidak pernah dibawa oleh al-Habib al-Mushtafa Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dan di antara syi’ar-syi’ar yang diagungkan yang tidak berdasarkan petunjuk moyang kami Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut adalah bid’ah peringatan Mahulid Nabi dengan dalih cinta. Dan ini jelas merupakan sebuah penyimpangan terhadap prinsip yang agung, dan tidak sesuai dengan “Maqasidu asy-Syar’i al-Muthahhar” (tujuan-tujuan syariat yang suci) untuk menjadikan ittiba’ (mengikuti) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai standar utama yang dijadikan rujukan oleh seluruh manusia dalam segala sikap dan perbuatan (ibadah) mereka.

Karena kecintaan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengharuskan ittiba’ (mengikuti) beliau Shallalllahu ‘alaihi wasallam secara lahir dan batin. Dan tidak ada pertentangan antara mencintai beliau dengan mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mengikuti (ittiba) kepada beliau merupakan inti/ puncak kecintaan kepadanya. Dan orang yang mengikuti beliau secara benar (Ahlul ittiba’) adalah komitmen dengan sunnahnya, mengikuti petunjuknya, membaca sirah (perjalanan hidup)nya, mengharumi majlis-majlis mereka dengan pujian-pujian terhadapnya tanpa membatasi hari, berlebihan dalam menyifatinya serta menentukan tata cara yang tidak berdasar dalam syariat Islam.

Dan di antara yang membuat perayaan tersebut sangat jauh dari petunjuk Nabi adalah karena dapat menyebabkan pengkultusan terhadap beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam yang beliau sendiri tidak membolehkannya, bahkan beliau tidak ridho dengan hal itu. Dan hal lainnya adalah bahwa peringatan tersebut dibangun di atas Hadits-hadits yang bathil dan aqidah-aqidah yang rusak. Telah valid dari Rasulullahu shallallahu ‘alaihi wasallam pengingkaran terhadap sikap-sikap yang berlebihin seperti ini, dengan sabdanya,


لَا‏ ُتطْرُونِي كَمَا َأطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ (رواه البخاري)

“Janganlah kalian mengkultuskan aku seperti pengkultusan orang-orang nasrani terhadap putra maryam.” (HR. al-Bukhari)

Maka bagaimana dengan faktanya, sebagian majlis dan puji-pujian dipenuhi dengan lafazh-lafazh bid’ah, dan istighatsah-istighatsah syirik.

Dan perayaan Maulid Nabi merupakan ibadah/ amalan yang tidak pernah dilakukan dan diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tidak pernah pula dilakukan oleh seorangpun dari kalangan Ahlul Bait yang mulia, seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan dan Husein, Ali Zainal Abidin, Ja’far ash-Shadiq, serta tidak pernah pula diamalkan oleh para Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam –Radhiyallahu ‘anhum ‘ajma’in- begitu pula tidak pernah diamalkan oleh seorang pun dari para tabi’in, dan tidak pula Imam Madzhab yang empat, serta tidak seorangpun dari kaum muslimin pada periode-periode pertama yang diutamakan.

Jika ini tidak dikatakan bid'ah, lalu apa bid'ah itu sebenarnya? Dan Bagaimana pula apabila mereka bersenandung dengan memainkan rebana?, dan terkadang dilakukan di dalam masjid-masjid? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hal ini secara gamblang dan tanpa pengecualian di dalamnya,


كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ (رواه مسلم)

“Semua bid’ah itu sesat.” (HR. Muslim).

“Wahai tuan-tuan yang terhormat! Wahai sebaik-baiknya keturunan di muka bumi, sesungguhnya kemuliaan Asal usul/ nasab merupakan kemulian yang diikuti dengan taklif (pembebanan), yakni melaksanakan sunnah Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan berusaha untuk menyempurnakan amanahnya setelah sepeninggalnya, dengan menjaga agama, menyebarkan dakwah yang dibawanya. Dan karena mengikuti apa yang tidak dibolehkan oleh syari’at tidak mendatangkangkan kebenaran sedikitpun, dan merupakan amalan yang ditolak oleh Allah ta'ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ (رواه البخاري ومسلم)

“Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang baru di dalam urusan (agama) kami ini yang bukan termasuk di dalamnya, maka ia tertolak.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Demi Allah, demi Allah, wahai para habaib (Ahlu bait Nabi)! Jangan kalian diperdayakan oleh kesalahan orang yang melakukan kesalahan, dan kesesatan orang yang sesat, dan menjadi pemimpin- pemimpin yang tidak mengajarkan petunjuk beliau! Demi Allah, tidak seorangpun di muka bumi ini lebih kami cintai petunjuknya dari kalian, semata-mata karena kedekatan kalian dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ini merupakan seruan dari hati-hati yang mencintai dan menginginkan kebaikan bagi kalian, dan menyeru kalian untuk selalu mengikuti sunnah lelulur kalian dengan meninggalkan bid’ah dan seluruh yang tidak diketahui oleh seseorang dengan yakin bahwa itu merupakan sunnah dan agama yang dibawanya, maka bersegeralah, Beliau bersabda,


مَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ (رواه مسلم)

“Barang siapa yang lambat dalam amalnya, niscaya nasabnya tidak mempercepat amalnya tersebut.” (HR. Muslim).


والحمد لله رب العالمين،،

YANG MENANDATANGANI RISALAH DI ATAS ADALAH:
1. Habib Syaikh Abu Bakar bin Haddar al-Haddar (Ketua Yayasan Sosial “Adhdhamir al-Khairiyah” di Traim)
2. Habib Syaikh Aiman bin Salim al-Aththos (Guru Ilmu Syari’ah di SMP dan Khatib di Abu ‘Uraisy)
3. Habib Syaikh Hasan bin Ali al-Bar (Dosen Kebudayaan Islam Fakultas Teknologi di Damam dan Imam serta khatib di Zhahran.
4. Habib Syaikh Husain bin Alawi al-Habsyi (Bendahara Umum “Muntada al-Ghail ats-Tsaqafi al-Ijtima’i di Ghail Bawazir)
5. Habib Syaikh Shalih bin Bukhait Maula ad-Duwailah (Pembimbing al-Maktab at-Ta’awuni Li ad-Da’wah wal Irsyad wa Taujih al-Jaliyat, dan Imam serta Khatib di Kharj).
6. Habib Syaikh Abdullah bin Faishal al-Ahdal (Ketua Yayasan ar-Rahmah al-Khairiyah, dan Imam serta Khatib Jami’ ar-Rahmah di Syahr).
7. Habib Syaikh DR. ‘Ishom bin Hasyim al-Jufri (Act. Profesor Fakultas Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam di Universitas Ummu al-Qurra’, Imam dan Khotib di Mekkah).
8. Habib Syaikh ‘Alawi bin Abdul Qadir as-Segaf (Pembina Umum Mauqi’ ad-Durar as-Saniyah)
9. Habib Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Maqdi (Pembina Umum Mauqi’ ash-Shufiyah, Imam dan Khotib di Damam).
10. Habib Syaikh Muhammad bin Muhsi al-Baiti (Ketua Yayasan al-Fajri al-Khoiriyah, Imam dan Khotib Jami’ ar-Rahman di al-Mukala
11. Habib Syaikh Muhammad Sami bin Abdullah Syihab (Dosen di LIPIA Jakarta)
12. Habib Syaikh DR. Hasyim bin ‘Ali al-Ahdal (Prof di Universitas Ummul Qurra’ di Mekkah al-Mukarramah Pondok Ta’limu al-Lughah al-‘Arabiyah Li Ghairi an-Nathiqin Biha). (Istod/Rydh/AN)

dipublikasikan kembali oleh : budhyanto.blogspot.com

Jumat, 11 Februari 2011

Info : Inilah Merek Susu Formula yang Sudah Diteliti BPOM

Jumat, 11 Februari 2011 | 08:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara rutin menguji dan meneliti sampel beberapa produk susu formula yang beredar di pasaran.

Pada 2009, misalnya, BPOM mengambil sebanyak 11 sampel susu formula dan pada 2010 mengambil sebanyak 99 sampel. Tahun 2011, hingga Februari ini, BPOM mengambil sebanyak 18 sampel.
Menurut Kepala BPOM Kustantinah, hasil pengujian terhadap sampel sejumlah produk tersebut menunjukkan tidak ditemukan adanya cemaran Enterobacter sakazakii. Pengumuman BPOM ini juga sekaligus membantah kabar yang sempat beredar bahwa beberapa merek susu mengandung Enterobacter sakazakii.

Berikut merek susu formula yang telah diuji terhadap parameter E.Sakazakii oleh BPOM. Mayoritas yang diteliti adalah susu untuk bayi 0-1 tahun. Tetapi bukan berarti susu yang tidak tercantum dalam daftar ini tidak aman untuk dikonsumsi.
Mereka yang beresiko terhadap infeksi bakteri E.Sakazakii di antaranya adalah bayi dengan sistem imun rendah seperti bayi neonatal (usia 7-28 hari) dan bayi yang lahir prematur.

TAHUN 2009 :
(NOMOR, NAMA SAMPEL, PRODUSEN KEMASAN NO BATCH/Exp Date, HASIL)


1 FRISIAN FLAG TAHAP I MD. 810409118005 PT. FRISIAN FLAG INDONESIA karton IPR SW 14 EXP.OKTOBER 2010 Negatif
2 SUSU LACTONA 1 MD. 810412070003 PT. MIROTA KSM INC karton 3KXA1 EXP.MEI 2010 Negatif
3 LACTOGEN - 1 ML. 810411051018 PT. NESTLE INDONESIA karton 828901894A EXP.JANUARI 2010 Negatif
4 LACTOGEN - 1 MD. 810413370001 PT. NESTLE INDONESIA karton 9071022711 EXP.JUNI 2010 Negatif
5 SUSU LACTOGEN 1 MD. 810413370001 PT. NESTLE INDONESIA karton 9038022731 EXP.MEI 2010 Negatif
6 SGM TAHAP I MD.810412270001 PT. SARI HUSADA karton 260109S1C EXP.JANUARI 2011 Negatif
7 VITALAC BL MD. 809010195008 PT. SARI HUSADA karton 011208VL2 EXP.DESEMBER 2010 Negatif
8 SUSU SGM 1 MD. 810412270001 PT. SARI HUSADA karton 301108S1C EXP.NOVEMBER 2010 Negatif
9 SGM - 1 MD. 810412270001 PT. SARI HUSADA karton 140608S1E EXP.JUNI 2010 Negatif
10 VITALAC - 1 MD. 810412259001 PT. SARI HUSADA karton 171208V1C EXP.DESEMBER 2010 Negatif
11 SGM TAHAP 1 MD. 810412270001 PT. SARI HUSADA karton 090209S1C EXP.PEBRUARI 2011 Negatif

TAHUN 2010 :
(NOMOR, NAMA SAMPEL, PRODUSEN KEMASAN NO BATCH/Exp Date, HASIL)

1 Anmum Infacare ML.510406002076 PT. Fontera Brand Indonesia Kaleng 12122009 EXP.11122011 Negatif
2 Frissian Flag 1 MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton UBI SW 16:01 EXP. Juli 2011 Negatif
3 Frissian Flag Tahap 2 MD.810309117005 PT. Frisian Flag Indonesia karton FKB TM 08.44 EXP. Des 2011 Negatif
4 Frissian Flag 123 Madu MD.807009128005 PT. Frisian Flag Indonesia karton EW4 EXP. Agustus 2011 Negatif
5 Frissian Flag Tahap 1 MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton RRT SW EXP.Feb 2012 Negatif
6 Frissian Flag Tahap 2 MD.810309117005 PT. Frisian Flag Indonesia karton EEO EXP. MARET 2012 Negatif
7 Frissian Flag Tahap 1 MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton HEHMZ EXP. Mei 2012 Negatif
8 Frissian Flag MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton UGJSW 11:10 EXP. Jul-12 Negatif
9 Frissian Flag 2 MD.810309117005 PT. Frisian Flag Indonesia karton YFKSW EXP.Dec 2011 Negatif
10 Frisian Flag Tahap I MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton QDO SW EXP.JUNI 2011 Negatif
11 Frisian Flag Tahap I MD.810409118005 PT. Frisian Flag Indonesia karton IBD EXP.OKTOBER 2010 Negatif
12 Fresian Flag Coklat MD.805309148005 PT. Frisian Flag Indonesia karton RLM Negatif
13 Frisian Glag Madu MD.805309152005 PT. Frisian Flag Indonesia karton LDD Negatif
14 Sun baby Tomat Wortel MD 810110042188 PT. Gizindo Prima Nusantara karton P806:53/ 11 Des 2011 Negatif
15 Bubur Bayi Sun Sari Buah 6 Bulan MD 810110042188 PT. Gizindo Prima Nusantara karton P209,07/ 12 Maret 12 Negatif
16 SUN Beras Merah MD 810110030188 PT. Indofood CBP Sukses Makmur karton - / 10 Mei 2012 S2 Negatif
17 Indomilk Coklat Instant MD.805309086015 PT. Indolakto karton 09P2410J EXP. Mei 2012 Negatif
18 Indomilk Full Cream MD.805309085015 PT. Indolakto karton 08P1710J EXP. Mei 2012 Negatif
19 Indomilk Susu Bubuk Full Cream MD.805309087015 PT. Indolakto karton 4,150609003 Negatif
20 Morinaga BMT Platinum 0-6 Bulan MD 510410016989 PT. Kalbe Morinaga Indonesia Kaleng 09Z1305KB21 EXP. 28 Dec 11 Negatif
21 Chilmil MD.810310020989 PT. Kalbe Morinaga Indonesia karton 09V2502KA31 EXP. 04 Mar 11 Negatif
22 BMT Motinaga MD.810410019989 PT. Kalbe Morinaga Indonesia karton 09X2804KA11 EXP. 2 Mei 2011 Negatif
23 Morinaga BMT Platinum MD.510410016989 PT. Kalbe Morinaga Indonesia Kaleng 09Y0903KB31 EXP.11-12-2011 Negatif
24 Enfamil ML.810411076019 PT. Mead Johnson karton 19SEP092011JJS0929 EXP.19-Mar-11 Negatif
25 Enfamil ML.810411076019 PT. Mead Johnson karton 0033JJS0930 EXP.19 Maret 2011 Negatif
26 Lactona MD.810412070003 PT. Mirota KSN karton OKLN2 EXP.11-2011 Negatif
27 Lactogen 2 MD.810313376001 PT. Nestle Indonesia karton 9365022731 EXP. Maret 2011 Negatif
28 Lactogen 2 MD.810313376001 PT. Nestle Indonesia karton 9343022731 EXP. Maret 2011 Negatif
29 Dancow 1+ Rasa Madu MD.807013337001 PT. Nestle Indonesia karton 41022771 EXP. Mei 2011 Negatif
30 Dancow Nutrigold 1+ MD.807013372001 PT. Nestle Indonesia karton 00980227G1 EXP. Juli 2011 Negatif
31 Lactogen Gold 1 MD.810413370001 PT. Nestle Indonesia karton 105022711 EXP. Juli 2011 Negatif
32 Dancow Full Cream Milk Powder MD.805313199001 PT. Nestle Indonesia karton 01360227E1 EXP. Nov 2011 Negatif
33 Lactogen Gold 2 MD.810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 0117022711 EXP.Juli 2011 Negatif
34 Lactogen Susu Formula Lanjutan MD.810313369001 PT. Nestle Indonesia karton Jan-38 EXP. Apr 2011 Negatif
35 NAN Nestle HA 1 ML.510412013040 PT. Nestle Indonesia Kaleng 00640017KMAN 05.03.2010 EXP.05.03.2010 Negatif
36 AL 110 Nestle ML.50702004079 PT. Nestle Indonesia Kaleng 00610346AAMAN0203 2010 EXP.02032012 Negatif
37 Lactogen 2 MD.810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 0012022721 EXP. Apr-2011 Negatif
38 Lactogen 2 MD 810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 9311022711/ Feb 2011 Negatif 39 Nestle Beras Merah MD 610113237001 PT. Nestle Indonesia Sachet 93520227k12/ Nov 2010 Negatif
40 Lactogen 1 MD 810413370001 PT. Nestle Indonesia karton 26022711/April 2011 Negatif
41 Lactogen Gold 2 MD 810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 004702271/ Mei 2011 Negatif
42 Lactogen 2 MD 810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 0072022711/ juni 2011 Negatif
43 Lactogen Susu Formula 2 Lanjutan MD 810313369001 PT. Nestle Indonesia karton 0012022722/JUNI2012 Negatif
44 Lactogen Gold 1 MD.810413370001 PT. Nestle Indonesia karton 00 55022721 EXP. Mei 2011 Negatif
45 Nestle Lactogen 1 MD.810413370001 PT. Nestle Indonesia karton 0026022721 EXP.4-1-2011 Negatif
46 Nestle Lactogen 1 MD.810413370001 PT. Nestle Indonesia karton 936302271101:12 Negatif
47 Cerelac Nestle ML 810101001341 PT. Nestle Manufacturing Malaysia karton 93391135LE/032011 Negatif
48 Cerelac Beras Merah ML 8101011017145 PT. Nestle Manufacturing Malaysia karton 00311135LA/ 05/2011 Negatif
49 Bimbi Susu Formula Bayi MD.810413009417 PT. Netania kasih Karunia Pier karton B1L064008 EXP. 01 Maret 2012 Negatif
50 Bimbi Susu Formula Bayi MD.810413009417 PT. Netania kasih Karunia Pier karton B1L17150B EXP.Juni 11 Negatif
51 Nutrilon Hypo-allergenic ML.510402009035 PT. Nutricia Cuijk, Holland Kaleng 15-05-201041 EXP.15/11/2011 Negatif
52 Anlene Actifit Vanilla MD.808509391040 PT. Nutricia Indonesia karton F10NOV093149 Negatif
53 Bebelac susu formula MD.810409335040 PT. Nutricia Indonesia Sejahtera karton 9974002 EXP.'APRIL 2011 Negatif
54 Nutrilon I MD.810409288040 PT. Nutricia Indonesia Sejahtera karton 9905002 EXP.APRIL 2011 Negatif
55 SGM 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 040110S1C EXP. 1-Jan-2012 Negatif
56 Vitalac 1 MD.810412259001 PT. Sari Husada karton 80709V1C EXP.JUNI 2011 Negatif
57 Vitalac 1 MD.810412259001 PT. Sari Husada karton 070709V1C Negatif
58 SGM 1 MD 810412270001 PT. Sari Husada karton 201009SIE/ Okt 11 Negatif
59 SGM Prenutrisi MD 810412270001 PT. Sari Husada karton 211209SIE/ Des 2011 Negatif
60 SGM Prenutrisi 0-6 Bulan MD 810412270001 PT. Sari Husada karton 080410SIE/ Apr 12 Negatif
61 SGM MD 810412270001 PT. Sari Husada karton 150510SIE/ Mei 2012 Negatif
62 SGM Prenutrisi 2 Lanjutan MD.810312271001 PT. Sari Husada karton 30010052G Negatif
63 Vitalac Susu Formula Bayi MD.810412259001 PT. Sari Husada karton 220310V2E/MAR2012 Negatif
64 SGM BBLR MD.81021094008 PT. Sari Husada karton 120210BRA/022012 Negatif
65 Vitalac MD.810412259001 PT. Sari Husada karton 230410V3D Negatif
66 SGM MD.809012327001 PT. Sari Husada karton 150310BPC/MAR2012 Negatif
67 SGM Prenutrisi 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 291109SIC032171 Negatif
68 SGM 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 291209S11 EXP. Des 2011 Negatif
69 SGM Presinutri MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 251009S1C EXP.Okt 2011 Negatif
70 SGM 2 MD.810312271001 PT. Sari Husada karton 211109S26 EXP.1 Nov 2012 Negatif
71 SGM 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 030110S1C EXP.JANUARI 2012 Negatif
72 SGM Presinutri 3 MD.810312271001 PT. Sari Husada karton 250410S2G EXP. April 2012 Negatif
73 SGM 4 Rasa Madu MD.807012263001 PT. Sari Husada karton 270404ML EXP. April 2012 Negatif
74 SGM 3 Eksplor Rasa Vanilla MD.807012266001 PT. Sari Husada karton 110510SVI EXP. Mei 2012 Negatif
75 SGM Prenutrisi 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 130610S1C EXP.Juni 2012 Negatif
76 SGM LLM MD.809012327001 PT. Sari Husada karton 250510LMC EXP. Mei 2012 Negatif
77 SGM BBLR MD.810412328001 PT. Sari Husada karton 280310BRI EXP. Mar-12 Negatif
78 SGM 2 MD.810312271001 PT. Sari Husada karton 121209526 EXP.Des 2011 Negatif
79 Vitalac 2 MD.810312260001 PT. Sari Husada karton 260109V2A EXP. 2011 Negatif
80 SGM Presinutri 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 240110SIE EXP.1-1-2011 Negatif
81 SGM Presinutri MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 090210S1C EXP.02 - 2011 Negatif
82 SGM Presinutri MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 230310S1C EXP.01 Maret 2011 Negatif
83 Vitalac 1 MD.810412259001 PT. Sari Husada karton 230809V1C EXP.Agustus 11 Negatif
84 SGM Presinutri 1 MD.810412270001 PT. Sari Husada karton 241209S1C EXP.1211 Negatif
85 SGM LLM MD.809012327001 PT. Sari Husada karton 13021DLMC EXP.2-1-2012
86 Nutricia Bebelac 1 MD.255610214112 PT. Serena Indo Pangan Industri karton S19495 Negatif
87 SGM BBLR MD.810210194008 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 270909BRE EXP. September 2011
Negatif 88 SGM 2 MD.810312271001 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 051209S2A EXP. Des 2011 Negatif
89 Vitalac Bebas Lactosa MD.809010195008 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 13021OVLC EXP.01/02/2012 0.248 Negatif
90 Vitalac MD.810310190008 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 170509VIC EXP. Mei 2011 Negatif
91 SGM BBLR MD.810210194008 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 270110BRC EXP.Jan 2012 Negatif
92 SGM BBLR MD.810210194008 PT. Sugizindo untuk PT. Sari Husada karton 270110BRE EXP.Jan 2012 Negatif
93 S-26 Tahap 1 MD.8810417018124 PT. Wyeth Indonesia karton ON06E2 Negatif
94 S-26 Gold ML.510417001245 PT. Wyeth Nutrisional Singapore Kaleng 19042010OE19B107.209 Negatif
95 S-26 Tahap 1 ML.810417013124 PT. Wyeth Nutrisional Singapore karton 9V13D2 EXP.12 062011 Negatif
96 Lactona MD.810412070003 PT.MIROTA KSM karton 2KLS3 EXP.1011 Negatif
97 S-26 Tahap 1 ML.810417018124 Wyeth Nutritionals (Singapore ) Pte. Ltd karton 9V30D1 EXP.29-6-2011 Negatif
98 S-26 Gold Tahap 1 ML.510417001245 Wyeth Nutritionals (Singapore ) Pte. Ltd Kaleng OA20B1 EXP.19012012 Negatif
99 S-26 ML.810417018124 Wyeth Nutritionals Ireland karton 9L16D1 EXP.PEBRUARI 2011 Negatif

TAHUN 2011 (Sampai Februari)
(NOMOR, NAMA SAMPEL, PRODUSEN KEMASAN NO BATCH/Exp Date, HASIL)


1 BIMBI LOLA RENDAH LAKTOSE MD.810413009417 PT. Netania Kasih Karunia PIER karton BLL 051308 EXP.4/1/2012 Negatif
2 Neosure ML.510415007019 Abott Laboratories Kaleng 9210Q401 Negatif
3 Enfamil A+ ML.810411066019 Mead Johnson Nutrition (Philippines) karton 1550 JLCO915 Negatif
4 Pre NAN ML.510202002079 Nestle Netherland Kaleng 02320346AC Negatif
5 NAN 1 ML.510402003079 Nestle Netherland Kaleng 00960346AD Negatif 6 NL-33 MD.510710017989 PT Kalbe Morinaga Indonesia Kaleng 10X0501KB31 Negatif
7 Morinaga BMT MD.810410019989 PT Kalbe Morinaga Indonesia karton 10T1403KA11 Negatif
8 Lactogen Gold MD.810413370001 PT Nestle Indonesia karton 0091022711 Negatif
9 Nutricia Nutrilon Royal MD.810409408040 PT Nutricia Indonesia Sejahtera karton 1910211 Negatif
10 Nutricia Nutrilon MD.810409288040 PT Nutricia Indonesia Sejahtera karton 9905491 Negatif
11 Bebelac 1 MD.810409335040 PT Nutricia Indonesia Sejahtera karton 0975141 Negatif
12 SGM BBLR MD.810412328001 PT Sari Husada karton 121010BRC Negatif
13 Vitalac Step 1 MD.810412259001 PT Sari Husada karton 210210 V1E Negatif
14 SGM LLM MD.809012327001 PT Sari Husada karton 120210LME Negatif
15 SUSU FORMULA BAYI BIMBI 1 MD.8091213010417 PT. Netania Kasih Karunia PIER, Pasuruan karton B1L244008 EXP.Des 2012 Negatif
16 SUSU BIMBI LOLA MD. 809213010417 PT. Netania Kasih Karunia PIER, Pasuruan karton BLL04130B EXP.2/12/2011 Negatif
17 SUSU FORMULA BAYI SGM PRENUTRISI MD810412270001 PT.SARI HUSADA karton 03121OS1E EXP.Des 12 Negatif
18 S-26 ML.810417018124 Wyeth Nutritional karton 0N05D2 Negatif

Sumber :
http://health.kompas.com/index.php/read/2011/02/11/08110773/Inilah.Merek.Susu.Formula.Aman

 

blogger templates | Make Money Online